Wednesday, November 12, 2008

Hati-hati WC Jongkok

By Republika Contributor
Minggu, 02 November 2008 pukul 13:49:00


Di Makkah dan Madinah jamaah haji akan ditempatkan di pondokan atau penginapan. Pondokan ini bisa berbentuk hotel atau rumah, biasanya bertingkat. Kondisi pemondokan tidak sama. Yang beruntung akan mendapatkan fasilitas yang cukup baik, tapi bisa juga kebagian pondokan yang kurang, bahkan tak layak. Jamaah tak bisa memilih karena penempatannnya dilakukan dengan sistem undian. Jamaah tinggal menempati saja.
Tiap penginapan disediakan listrik, kamar mandi, tempat cuci, AC atau kipas angin, dan lift. Tapi sebaiknya jangan terlalu membayangkan yang indah-indah. Karena banyak fasilitas di pondokan yang tak berfungsi.

Kendati bertingkat tidak semua pondokan dilengkapi lift. Ada juga yang dilengkapi lift tapi tak berfungsi. Bisa juga ada lift tapi terbatas dengan kapasitas 4-5 orang. Padahal jamaah yang tinggal di rumah itu ratusan. Kesulitan terjadi jika jamaah akan keluar penginapan bersama-sama, misalnya saat berangkat shalat. Karena itu sebaiknya jika berangkat ke masjid jangan mepet waktunya.

Gunakan lift sesuai petunjuk yang ada. Tekan tombol panah ke atas bila ingin naik. Tekan tombol panah ke bawah bila ingin turun. Setelah masuk dan pintu lift tertutup, tekan tombol angka sesuai dengan nomor lantai yang dituju. Sebaiknya jamaah, terutama yang berusia lanjut tidak masuk lift sendirian. Apabila tidak tahu cara penggunaan lift, sebaiknya bertanya atau selalu bersama dengan mereka yang mengetahuinya.

Keluhan lainnya adalah soal kamar mandi. Tidak tiap kamar ada kamar mandinya. Kebanyakan hanya ada satu kamar mandi dan WC untuk tiga kamar. Padahal satu kamar saja dihuni 7-10 orang. Air juga terbatas. Bisa dibayangkan kesulitan yang terjadi jika jamaah ingin mandi dan buang air. Karena itu sebaiknya jamaah sudah mandi 2-3 jam sebelum berangkat ke masjid. Ini untuk menghindari antre di kamar mandi.

Toilet ada yang berbentuk jongkok dan ada kloset duduk. Lubang kloset jongkok umumnya tidak berbentuk leher angsa seperti di Indonesia, tapi lurus (seperti WC cemplung). Karena itu hati-hati jika buang air, sebab jika ada barang yang terjatuh ke kloset maka akan langsung meluncur masuk ke lubang dan tak bisa diambil lagi.

Kadang kondisi kamar kotor, lembab, dan dipenuhi banyak coretan. Tempat tidurnya menggunakan tempat tidur pasien (brankar) hanya dilapisi kasur busa tipis dengan sprei dan bantal yang sudah kumal. Untuk mengantisipasi itu sejumlah jamaah membeli sendiri sprei dan sarung bantal.

Tak jarang pula kamar tidak terkunci dengan rapi. Kaca-kaca banyak berlubang, sehingga tidak aman. Untuk kamar yang seperti ini jamaah hendaknya berhati-hati dengan barang bawaan, terutama uang. Untuk mengatisipasinya, jika memungkinkan dan diperbolehkan jamaah bisa memasang kunci gembok sendiri. Banyak kasus jamaah kehilangan uangnya di pondokan. Sebaiknya jamaah juga punya tempat menyimpan barang yang hanya dia sendiri yang tahu.

Kadang pondokan menyediakan dapur, kadang juga tidak. Jika tak tersedia dapur sebaiknya tak memaksakan diri memasak. Jika menggunakan peralatan listrik pastikan semua sudah dimatikan saat meninggalkan penginapan.

Lokasi pemondokan haji Indonesia di Madinah terbagi dalam empat ring. Ring satu bisa berjarak 50 meter dari masjid, sedangkan ring empat bisa lebih dari satu kilometer. Sebaiknya setiap jamaah membuat denah pondokan dan posisinya terhadap masjid. Ini untuk memudahkan jamaah mencari pondokan jika tersesat. Lebih baik pula bila lokasi di denah itu ditulis dalam tulisan Indonesia dan Arab. Jika jamaah tersesat bisa menunjukkan denah itu kepada penduduk Arab yang ditemui.

Tidak semua fasilitas pondokan buruk memang. Kalau beruntung jamaah bisa saja mendapatkan penginapan yang cukup kamar mandinya, AC menyala, ada kulkasnya, ada dapur, dan sebagainya. Tapi sebaiknya tetap siap mental menghadapi kemungkinan terburuk. Hasil angket Litbang Depag dan Amirul Hajj kepada ketua-ketua kloter tahun lalu menyebutkan bahwa sekitar 15 persen rumah pemondokan yang disewa pemerintah di Makkah tergolong tidak layak huni.
Bagi jamaah ONH Plus soal penginapan ini tak terlalu jadi masalah. Selain lokasinya lebih dekat ke masjid, hotel untuk ONH plus sudah pasti berbintang. Fasilitasnya sangat memadai bahkan mewah. sbt

Tips di Pondokan


-mandi 2-3 jam sebelum waktu shalat
-jangan naik lift sendiri
-simpan barang di tempat aman
-matikan peralatan listrik jika pergi
-buat denah pondokan

No comments: